7
Ujian Orang Yang Cinta Kepada Allah SWT
Banyak orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala.
Perkataan itu hendaklah diuji apakah tulen atau hanya palsu.
Ujian pertama
ialah; Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak
ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya. Nabi Muhammad saw
bersabda;
"Siapa yang ingin
melihat Allah, Allah ingin melihat dia."
Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Allah berasa gentar
apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap membuat persediaan untuk
pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah
rajin berusaha lagi untuk membuat persediaan itu.
Ujian kedua ialah
ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Allah dan
berupaya menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang
menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu
bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Allah langsung tetapi itu membuktikan yang
ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya. Fudhoil bin Iyadh seorang
wali Allah berkata kepada seorang lelaki;
"Jika orang
bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Allah, hendaklah kamu diam
karena jika kamu kata: "Saya tidak cinta kepadaNya", maka
kamu kafir dan jika kamu berkata, "Saya cinta", maka
perbuatan kamu berlawanan dengan katamu."
Ujian yang ketiga ialah
ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa
ditekan atau diusahakan benar, karena apa yang kita cinta itu mestilah
sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan
lupa yang dicintainya itu. Ada
juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Allah itu tidak mengambil tempat
yang utama dalam hati seseorang itu. Sehingga cinta kepada menyintai
Allah itu mungkin mengambil tempat jua, karena cinta itu satu perkara dan
cinta kepada cinta itu adalah perkara lain pula.
Ujian keempat
kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta
kepada Al-Quran, yaitu Kalam Allah, dan cinta kepada Muhammad yaitu
Rasul Allah. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada
semua orang, karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya
meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada
seseorang itu tentulah kasih pula kepada yang dibuat oleh kekasihnya itu dan
cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.
Ujian kelima ialah
ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu lekas
datang agar dapat berbicara dengan rakan atau sahabatnya tanpa ada yang
menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam
hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Allah berfirman kepada
Nabi Daud,
"Janganlah
terlampau karib dengan manusia, karena ada dua jenis manusia tersingkir
dari MajlisKu: yaitu mereka yang bersemangat mencari ganjaran dan
menjadi pemalas apabila mereka mendapat ganjaran itu; dan mereka yang
mementingkan diri mereka sendiri lalu melampaui aku. Tanda tidak redhanya
aku ialah aku biarkan mereka begitu saja."
Pada hakikatnya, jika cinta kepada Allah itu benar-benar mengambil
tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada
yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati
itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam
hari.
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,
Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sepohon pokok dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pokok itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Allah menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata,
"Engkau telah
mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat
engkau di kalangan Auliya' Allah telah diturunkan,"
Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Allah, suatu hari sedang
ia melakukan ibadatnya kepada Allah rumahnya telah terbakar, tetapi ia
tidak nampak dan sadar rumahnya terbakar.
Yang keenam
ialah ibadatnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Allah ada berkata,
"Dalam tiga puluh
tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah
sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan
lazat pula kepada saya." Apabila cinta kepada Allah itu
sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dngan keindahan ibadat.
Yang ketujuh
ialah orang yang cinta kepada Allah itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada
Allah dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang derhaka
kepada Allah. Al-Quran mnyatakan "mereka
itu bersikap kasar kepada orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka
sendiri." Suatu masa, Nabi bertanya kepada
Allah, "Wahai
Tuhan, siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawapan,
"Siapa
yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil
perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan
disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang
tidak takut kepada apa dan siapa pun."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar